Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari BSu ke BSa, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik:
- Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan.
- Teknik diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSu.
- Teknik berada tataran mikro.
- Teknik tidak saling berkaitan tetapi berdasarkan konteks tertentu.
- Teknik bersifat fungsional.
Setiap pakar memiliki istilah tersendiri dalam menentukan suatu teknik penerjemahan, sehingga cenderung tumpang tindih antara teknik dari seorang pakar satu dengan yang lainnya. Teknik yang dimaksud sama namun memiliki istilah yang berbeda. Dalam hal keberagaman tentunya hal ini bersifat positif, namun di sisi lain terkait penelitian akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan istilah suatu teknik tertentu. Oleh karena itu, dalam tesis ini penulis menggunakan 18 teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir. Selain untuk keseragaman, teknik yang dikemukakan Molina dan Albir telah melalui penelitian kompleks dengan mengacu dan membandingkan dengan teknik-teknik penerjemahan yang telah ada dari pakar penerjemahan sebelumnya.
Berikut 18 teknik penerjemahan tersebut
1.Adaptasi (Adaptation)
Teknik penerjemahan yang menggantikan unsur-unsur budaya yang khas dalam BSu dengan unsur budaya yang ada dalam BSa. Teknik ini dapat digunakan apabila unsur atau elemen budaya tersebut memiliki padanan dalam BSa.
BSu : His leg felt like a stone
BSa : Tungkai kakinya seperti terpaku
2. Amplifikasi (Penambahan)
Teknik penerjemahan yang menambahkan detail informasi yang tidak terdapat dalam teks bahasa sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya informasi yang digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman pembaca. Penambahan ini tidak boleh mengubah pesan yang ada dalam teks bahasa sumber.
BSu : There are many Indonesian at the ship.
BSa : Banyak warga negara Indonesia di kapal itu.
Kata Indonesian diterjemahkan menjadi warga Negara Indonesia di sini dimaksudkan untuk memperjelas informasi tanpa mengubah pesan yang terkandung dari kata tersebut.
3. Peminjaman (Borrowing)
Teknik penerjemahan yang menggunakan kata atau ungkapan dari bahasa sumber di dalam bahasa sasaran. Peminjaman dapat berupa peminjaman murni (pure borrowing), yaitu peminjaman tanpa melakukan perubahan apa pun, seperti kata “zig-zag”, atau berupa peminjaman alamiah (naturalized borrowing), dimana kata dari BSu disesuaikan dengan ejaan BSa, seperti kata “musik” yang berasal dari kata “music”.
4. Kalke (Calque)
Penerjemahan harfiah dari sebuah kata atau frasa dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
BSu : He is the new assistant manager
BSa : Dia adalah asisten manajer yang baru.
5. Kompensasi (Compensation)
Teknik penerjemahan yang menggantikan posisi unsur informasi atau efek stilistika dalam BSu pada bagian lain dalam BSa karena tidak dapat direalisasikan pada bagian yang sama dalam BSa.
BSu : A burning desire to share The Secret with the world consumed me.
BSa : Hasrat yang menyala-nyala untuk membagikan Rahasia kepada dunia membakar diri saya. (Hendrastuti, 2012: 189)
6. Deskripsi (Description)
Teknik penerjemahan yang mengganti istilah dalam bahasa sumber dengan deskripsinya dalam bahasa sasaran. Teknik ini digunakan ketika suatu istilah dalam bahasa sumber tidak memiliki istilah yang sepadan dalam bahasa sasaran.
BSu : I like panetton.
BSa : Saya suka panetton, kue tradisional Italia yang dimakan pada saat tahun baru.
7. Kreasi Diskursif (Discursive Creation)
Teknik penerjemahan yang menggunakan padanan sementara yang jauh dari konteks aslinya. Teknik ini sering muncul dalam penerjemahan judul film, buku, dan novel.
BSu : The Minangkabau Response To The Dutch Colonial rule in the Nineteenth Century.
BSa : Asal-usul Elite Minangkabau Modem: Respons terhadap Kolonial Belanda XIX/XX. (Havid Ardi, 2010: 400)
8. Padanan Lazim (Established Equivalence)
Menerjemahkan istilah dalam bahasa sumber dengan istilah yang sudah lazim dalam bahasa sasaran. Istilah dalam bahasa sumber tersebut umumnya berdasarkan kamus atau ungkapan sehari-hari.
BSu : Sincerely yours
BSa : Hormat kami
9. Generalisasi (Generalization)
Menerjemahkan suatu istilah dengan istilah yang sudah umum dan dikenal masyarakat luas. Teknik ini digunakan apabila suatu istilah dalam bahasa sumber merujuk pada bagian yang spesifik, yang padanannya dalam bahasa sasaran tidak ada yang merujuk pada bagian yang sama.
Contoh: becak diterjemahkan menjadi vehicle.
10. Amplifikasi Linguistik (Linguistics Amplification)
Teknik penerjemahan yang menambahkan unsur-unsur linguistik teks BSu dalam teks BSa. Teknik ini sering digunakan dalam interpreting atau dubbing.
BSu : everything is up to you!
BSa : semuanya terserah anda sendiri!
11. Kompresi Linguistik (Linguistics Compression)
Teknik penerjemahan yang menyatukan atau mengumpulkan unsur-unsur linguistik yang ada dalam teks BSu. Teknik ini sering digunakan dalam interpreting atau dubbing.
BSu : Are you sleepy?
BSa : ngantuk?
12. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Teknik penerjemahan yang mengalihkan suatu ungkapan dalam BSu secara kata per kata ke dalam BSa.
BSu : The President gave the present to Michael last week.
BSa : Presiden memberi hadiah itu pada Michael minggu lalu.
13. Modulasi (Modulation)
Teknik penerjemahan yang mengganti, fokus, sudut pandang atau aspek kognitif yang ada dalam BSu, baik secara leksikal ataupun struktural.
BSu : Nobody doesn’t like it.
BSa : Semua orang menyukainya.
14. Partikularisasi (Particularization)
Teknik penerjemahan yang menggunakan istilah yang lebih konkret dan khusus. Teknik ini berkebalikan dengan teknik generalisasi.
BSu : She likes to collect jewelry.
BSa : Dia senang mengoleksi kalung emas.
15. Reduksi (Reduction)
Memadatkan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Pemadatan informasi yang dilakukan tidak boleh mengubah pesan dalam teks bahasa sumber.
BSa : She got a car accident
BSu : Dia mengalami kecelakaan
16. Substitusi (Substitution)
Mengganti elemen-elemen linguistik menjadi paralinguistik (seperti intonasi dan isyarat) atau sebaliknya.
Contoh : menganggukkan kepala di Indonesia diterjemahkan “ya!”
17. Transposisi (Transposition)
Teknik penerjemahan yang mengganti kategori gramatikal bahasa sumber dalam bahasa sasaran, misalnya mengganti kata menjadi frasa. Teknik ini biasanya digunakan karena adanya perberdaan tata bahasa antara BSu dan BSa.
BSu : I have no control over this condition
BSa : Saya tidak dapat mengendalikan kondisi ini
18. Variasi (Variation)
Teknik penerjemahan yang mengganti unsur-unsur linguistik atau paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik. Misalnya perubahan textual tone, style, geographical dialect, dan social dialect.
BSu : Give it to me now!
BSa : Berikan barang itu ke gue sekarang!
Referensi:
Molina, Lucia and Hurtado Albir, A. 2002. “Translation Techniques Revisited: A Dynamic and Functionalist Approach” dalam Meta: Journal des Traducteur/Meta: Translators’ Journal. XLVII, No.4 hal. 498-512.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar